23 November 2008

Doa Awal Tahun & Doa Akhir Tahun
Barangsiapa yang membaca doa awal tahun ini, insya Allah dirinya akan terpelihara daripada gangguan dan godaan syaitan di sepanjang tahun tersebut.
Doa Awal Tahun:
Maksudnya: Allah SWT berselawat ke atas penghulu kami Muhammad SAW, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda dan kesejahteraan ke atas mereka.
Wahai Tuhan, Engkaulah yang kekal abadi, yang qadim. yang awal dan ke atas kelebihanMu yang besar dan kemurahanMu yang melimpah dan ini adalah tahun baru yang telah muncul di hadapan kami. Kami memohon pemeliharaan dariMu di sepanjang tahun ini dari syaitan dan pembantu-pembantunya dan tentera-tenteranya dan juga pertolongan terhadap diri yang diperintahkan melakukan kejahatan dan usaha yang mendekatkanku kepadaMu Wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia.
Wahai Tuhan Yang Maha pengasih dari mereka yang mengasihi dan Allah berselawat ke atas penghulu kami Muhammad. Nabi yang ummi dan ke atas ahli keluarga dan sahabat-sahabatnya dan kesejahteraan ke atas mereka.

Barangsiapa yang membaca doa akhir tahun ini, maka syaitan akan berkata:"Hampalah kami di sepanjang tahun ini".
Doa Akhir Tahun:
Maksudnya: Allah SWT berselawat ke atas penghulu kami Muhammad SAW, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda dan kesejahteraan ke atas mereka.
Wahai Tuhan, apa yang telah aku lakukan dalam tahun ini daripada perkara-perkara yang Engkau tegah daripada aku melakukannya dan aku belum bertaubat daripadanya. Sedangkan Engkau tidak redha dan tidak melupakannya. Dan aku telah melakukannya di dalam keadaan di mana Engkau berupaya untuk menghukumku, tetapi Engkau mengilhamkanku dengan taubat selepas keberanianku melakukan dosa-dosa itu semuanya. Sesungguhnya aku memohon keampunanMu, maka ampunilah aku. Dan tidaklah aku melakukan yang demikian daripada apa yang Engkau redhainya dan Engkau menjanjikanku dengan pahala atas yang sedemikian itu. Maka aku memohon kepadaMu.
Wahai Tuhan! Wahai yang Maha Pemurah! Wahai Yang Maha Agung dan wahai Yang Maha Mulia agar Engkau menerima taubat itu dariku dan janganlah Engkau menghampakan harapanku kepadaMu Wahai Yang Maha Pemurah. Dan Allah berselawat ke atas penghulu kami Muhammad, ke atas ahli keluarga dan sahabat-sahabatnya dan mengurniakan kesejahteraan ke atas mereka.

Puisi Fitri

“Sebentar lagi musim lebaran datang
Dihamparkan taman makanan minuman berjuta rasa
dihiasi canda tawa tanpa pura-pura
dikelilingi busana indah beribu rupa dialasi rumput silaturahmi
diteduhi awan sedekah para dermawan disejukkan aliran sungai saling memaafkan Siangnya dihangatkan indahnya matahari kebersamaan Malam harinya diterangi rembulan takbir dan tahmid Bukankah hidup terasa begitu indah di raja segala hari?”

“Sebentar lagi musim lebaran datang
Akan Dihamparkan taman jamuan berjuta rasa
dihiasi canda tawa kerabat&saudara
dikelilingi busana indah beribu rupa dialasi rumputberembun silaturahmi
diteduhi awan sedekah para dermawan disejukkan aliran sungai saling memaafkan Siangnya dihangatkan matahari kebersamaan Malam harinya diterangi rembulan takbir dan tahmid Bukankah hidup terasa begitu indah di raja segala hari?”

Farewell To Dignity

Begitu dekat begitu jauh

Pernah suatu ketika waktu aku ditugaskan di daerah Pendopo, Muara Enim, Aku menginap di Guest House Cirebon, sebuah mess eksekutif tempat para staff perusahaan diinapkan selama proses mandah (menginap untuk kepentingan pekerjaan) dalam penggarapan suatu proyek yang memakan waktu lama dalam pengerjaannya. Messnya sangat sejuk, Mess berasitektur serba kayu jati itu Cuma terbagi beberapa ruang ber AC, ruang kamar, ruang tamu, ruang makan, ruang pembantu dan beberapa ruang lainnya, semua serba lux dan harum, termasuk layanan televisi kabel dan hidangan makanan serba enak. Maklum mess itu diperuntukkan bagi para staff kontraktor sharing-nya Pertamina, waktu itu masih milik Exspan, sebuah perusahaan eksploitasi minyak bonafide, tetapi sekarang sudah diakuisisi oleh Medco Energi, Tbk. Dan aku termasuk salah satu staff yang menginap disana. Setelah hari gelap kami baru tiba dan bermalam disana. Aku nikmati betul malam hari pertama aku tiba disana, di sebuah lokasi yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya, aku puaskan makan-makan, bersantai sambil sesekali mengobrol dengan penghuni mess lainnya hingga akhirnya malam mengantarkan aku terlelap diatas kasur empuk dalam kamar pribadi aku. Pagi ketika matahari telah menyingsing, aku terbangun oleh kicauan burung dipepohonan sebelah kamar aku, sebab mess kami terletak didaerah perbukitan dengan suasana asri khas komplek perumahan pertamina dan berada agak ke dalam hutan, tetapi bukan hutan liar karena sudah banyak perkebunan milik penduduk atau milik perusahaan swasta. Aku singkap tirai jendela ingin mengetahui situasi di sekeliling mess pada waktu terang. Sebab tadi malam tidak begitu jelas terlihat. Begitu aku lihat, aku terpaku beberapa lama, tertegun memperhatikan pemandangan tidak begitu jauh dari kamar aku, hanya dibatasi oleh halaman, pagar dan sebuah jalan tanah merah khas jalan proyek, terdapat sebuah lahan sawah yang tidak begitu besar diapit oleh beberapa kebun dan persawahan lainnya. Ternyata lokasi mess kami berbaur dengan lokasi persawahan dan perkebunan penduduk. Karena memang benar lokasi daerah minyak tidak mengenal tempat, dimana ada minyak disitu dieksploitasi. Disana terlihat sepasang suami istri yang sudah cukup tua sedang menggarap sawah, seorang anaknya terlihat mondar mandir sambil menuntun kerbau entah sapi, semua menceburkan diri di kubangan sawah, berpanas-panas dibawah matahari yang semakin terik, bekerja dengan segenap tenaga, entah sudah berapa lama mereka bekerja hari itu. Tak dapat aku tahan rasa sedih, Mengapa Tuhan lainkan kenikmatan makhlukNya, ada mereka yang berkepayahan mencari sesuap nasi dengan membanting tulang siang malam, kepanasan kehujanan, memeras tenaga dan pikiran, dan ada pula mereka yang berada dalam ruangan sejuk, tidur nyenyak di kasur empuk, makan serba enak, semua serba mewah. Kenikmatan yang masing-masing kami miliki hanya dipisahkan tanah 30 meter jauhnya, tetapi begitu paradoksal, begitu membuat gundah dan menyedihkan. Bagaimana jika terjadi pertukaran posisi. Aku meringis dalam hati. Akhirnya aku berbisik dalam sanubari, Ya Tuhan, ampuni aku yang telah begitu banyak menerima rahmatMU, dan kadang lalai menyadarinya, aku minta satu Engkau beri seratus, Aku minta setetes Engkau limpahkan selautan. Ya Tuhan, Jangan tinggalkan aku ketika aku lupa dan lena. Aku tahu pasti ada rahasia dibalik semua ayat-ayat yang kau hamparkan kehadapanku, akan terus kupelajari apa yang Engkau rahasiakan, Akan aku cari hikmahnya walau sampai kapanpun juga dengan akal dan jiwaku yang danagkal ini ini. (Mengenang 6 tahun resign)

Farewell To Dignity



Begitu dekat begitu jauh

Pernah suatu ketika waktu aku ditugaskan di daerah Pendopo, Muara Enim, Aku menginap di Guest House Cirebon, sebuah mess eksekutif tempat para staff perusahaan diinapkan selama proses mandah (menginap untuk kepentingan pekerjaan) dalam penggarapan suatu proyek yang memakan waktu lama dalam pengerjaannya. Messnya sangat sejuk, Mess berasitektur serba kayu jati itu Cuma terbagi beberapa ruang ber AC, ruang kamar, ruang tamu, ruang makan, ruang pembantu dan beberapa ruang lainnya, semua serba lux dan harum, termasuk layanan televisi kabel dan hidangan makanan serba enak. Maklum mess itu diperuntukkan bagi para staff kontraktor sharing-nya Pertamina, waktu itu masih milik Exspan, sebuah perusahaan eksploitasi minyak bonafide, tetapi sekarang sudah diakuisisi oleh Medco Energi, Tbk. Dan aku termasuk salah satu staff yang menginap disana. Setelah hari gelap kami baru tiba dan bermalam disana. Aku nikmati betul malam hari pertama aku tiba disana, di sebuah lokasi yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya, aku puaskan makan-makan, bersantai sambil sesekali mengobrol dengan penghuni mess lainnya hingga akhirnya malam mengantarkan aku terlelap diatas kasur empuk dalam kamar pribadi aku. Pagi ketika matahari telah menyingsing, aku terbangun oleh kicauan burung dipepohonan sebelah kamar aku, sebab mess kami terletak didaerah perbukitan dengan suasana asri khas komplek perumahan pertamina dan berada agak ke dalam hutan, tetapi bukan hutan liar karena sudah banyak perkebunan milik penduduk atau milik perusahaan swasta. Aku singkap tirai jendela ingin mengetahui situasi di sekeliling mess pada waktu terang. Sebab tadi malam tidak begitu jelas terlihat. Begitu aku lihat, aku terpaku beberapa lama, tertegun memperhatikan pemandangan tidak begitu jauh dari kamar aku, hanya dibatasi oleh halaman, pagar dan sebuah jalan tanah merah khas jalan proyek, terdapat sebuah lahan sawah yang tidak begitu besar diapit oleh beberapa kebun dan persawahan lainnya. Ternyata lokasi mess kami berbaur dengan lokasi persawahan dan perkebunan penduduk. Karena memang benar lokasi daerah minyak tidak mengenal tempat, dimana ada minyak disitu dieksploitasi. Disana terlihat sepasang suami istri yang sudah cukup tua sedang menggarap sawah, seorang anaknya terlihat mondar mandir sambil menuntun kerbau entah sapi, semua menceburkan diri di kubangan sawah, berpanas-panas dibawah matahari yang semakin terik, bekerja dengan segenap tenaga, entah sudah berapa lama mereka bekerja hari itu. Tak dapat aku tahan rasa sedih, Mengapa Tuhan lainkan kenikmatan makhlukNya, ada mereka yang berkepayahan mencari sesuap nasi dengan membanting tulang siang malam, kepanasan kehujanan, memeras tenaga dan pikiran, dan ada pula mereka yang berada dalam ruangan sejuk, tidur nyenyak di kasur empuk, makan serba enak, semua serba mewah. Kenikmatan yang masing-masing kami miliki hanya dipisahkan tanah 30 meter jauhnya, tetapi begitu paradoksal, begitu membuat gundah dan menyedihkan. Bagaimana jika terjadi pertukaran posisi. Aku meringis dalam hati. Akhirnya aku berbisik dalam sanubari, Ya Tuhan, ampuni aku yang telah begitu banyak menerima rahmatMU, dan kadang lalai menyadarinya, aku minta satu Engkau beri seratus, Aku minta setetes Engkau limpahkan selautan. Ya Tuhan, Jangan tinggalkan aku ketika aku lupa dan lena. Aku tahu pasti ada rahasia dibalik semua ayat-ayat yang kau hamparkan kehadapanku, akan terus kupelajari apa yang Engkau rahasiakan, Akan aku cari hikmahnya walau sampai kapanpun juga dengan akal dan jiwaku yang danagkal ini ini. (Mengenang 6 tahun resign)

PUTUSAN PAILIT

ANALISIS PERKARA KEPAILITAN

PUTUSAN
Nomor 47/Pailit/2001/PN Niaga/Jkt.Pst.


I. Status Para Pihak

Para pihak yang berada dalam proses kepailitan pada perkara ini adalah perusahaan-perusahan berbentuk badan hukum.

Yaitu :
Pihak Debitor :
PT UMIKASENTANA BAJATAMA
Sebagai pihak debitor dan yang mengajukan permohonan pailit.

Pihak Kreditor :
PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON
PT KRAKATAU DAYA LISTRIK
PT KRAKATAU ENGINEERING CORPORATION
PT PURNA SENATANA BAJA
(Merupakan pihak-pihak yang aktif di persidangan)

PT BANK BNI (selanjutnya mengalihkan hak penagihan kepada BPPN)
PT BATU LIMAS
UD HARTAGI GEMILANG
PT TRIJAYA SAKTI
CV BINA USAHA
CV WIDODO
PRIMKOSUB
(Merupakan pihak-pihak yang tidak aktif di persidangan)


II. Ikhtisar Pokok Perkara :

Debitor ( PT UMIKASENTANA BAJATAMA) merupakan perusahaan pemasok kapur kepada PT KRAKATAU STEEL (Persero). Untuk memenuhi pasokan tersebut Debitor ingin mendirikan pabrik kapur. Untuk mendirikan pabrik tersebut Debitor bekerjasama dengan PT KRAKATAU ENGINEERING CORPORATION (KEC) sebagai kontraktor pembangunan pabrik kapur. Untuk penyediaan lahan dilakukan melalui kerjasama dengan PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC) sebagai penyedia lahan. Sedangkan penyediaan dana untuk pembangunan pabrik pemohon meminjam dari Bank BNI. Untuk Suplai tenaga listrik, debitor bekerjasama dengan PT KRAKATAU DAYA LISTRIK. Pembangunan pabrik kapur mengalami kegagalan dalam menghasilkan produk, sehingga menyebabkan kerugian yang luar biasa. Untuk tetap menjaga pemenuhan pasokan kapur ke PT KRAKATAU STEEL sesuai perjanjian, Debitor melakukan kerjasama pembelian kapur kepada PT BATU LIMAS, UD HARTAGI GEMILANG, PT TRIJAYA SAKTI, CV BINA USAHA, CV WIDODO, CV ANDALAN, PRIMKOSUB. Karena terjadi krisis moneter PT KRAKATAU STEEL menghentikan kerjasama pembelian kapur dari Debitor. Akibat penghentian tersebut dan turunnya harga kapur sehingga kerugian debitor bertambah besar maka untuk menutupi biaya operasional debitor meminjam dana kepada PT PUTRA SENTANA BAJA. Tetapi debitor tetap terus merugi dan tidak dapat membayar semua utang-utangnya kepada kreditor-kreditor tersebut. Akibat kerugian yang terus menerus maka debitor mengajukan permohonan pernyataan pailit.


III. Dasar Pertimbangan Hakim :

A. Bahwa Debitor memiliki hubungan kerjasama yang menyebabkan timbulnya utang yang belum dibayar kepada kreditor yaitu :
1. PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (Penyedia lahan)
2. PT KRAKATAU DAYA LISTRIK (Penyedia Listrik)
3. PT KRAKATAU ENGINEERING CORPORATION (Kontraktor)
4. PT PURNA SENTANA BAJA (Penyedia Dana 1)
5. PT BANK BNI/BPPN (Penyedia Dana 2)
6. PT BATU LIMAS (Pemasok Kapur 1)
7. UD HARTAGI GEMILANG (Pemasok Kapur 2)
8. PT TRIJAYA SAKTI (Pemasok Kapur 3)
9. CV BINA USAHA (Pemasok Kapur 4)
10. CV WIDODO (Pemasok Kapur 5)
11. PRIMKOSUB (Pemasok Kapur 6)

B. Pengajuan keberatan atas pailit oleh 1 kreditur tidak berdasar yaitu :
PT KRAKATAU ENGINEERING CORPORATION

C. Persetujuan pailit oleh 3 kreditur :
PT PURNA SENTANA BAJA
PT KRAKATAU DAYA LISTRIK
PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON

D. Tidak ada tanggapan dari 7 kreditur :
PT BANK BNI/BPPN
PT BATU LIMAS
UD HARTAGI GEMILANG
PT TRIJAYA SAKTI
CV BINA USAHA
CV WIDODO
PRIMKOSUB
E. Adanya hubungan antara debitor dan kreditor dalam bentuk perikatan (vermogen rechts) dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak yang lain wajib melaksanakannya. Obyek dan subjeknya tertentu. Debitor tidak melaksanakan kewajiban.

F. Bukti-bukti yang diajukan debitor dan kreditor memiliki kesesuaian dan fakta hukum yang terungkap.


IV. Putusan Hakim :

1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit debitor.
2. Menyatakan Debitor dalam keadaan pailit.
3. Menunjuk Hakim pengawas dan kurator untuk mengurus akibat kepailitan selanjutnya.
4. Menetapkan imbalan jasa dan biaya perkara.


V. Lama Proses Persidangan :

Tgl 25 September 2002 s.d. 12 Oktober 2001 (Lebih dari 30 hari).

Wise Word

The Knowledgement Can Satisfy Your Need But Not Your Greed