12 Agustus 2009

PENJARA VERSUS ME

Saat itu aku mulai melakukan risetku di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Palembang. Lembaga yang menampung tahanan dan napi itu kelihatan tidak seangker namanya. Didalamnya terkumpul anak-anak yang bermasalah dengan hukum mulai dari kasus pencurian hingga pembunuhan. Tujuanku melakukan riset hanya satu yaitu mengumpulkan data mengenai penyebab mengapa anak-anak tersebut sampai melakukan kejahatan. Metode yang kugunakan sederhana yaitu mewawancarai anak-anak itu secara terbuka dengan dipandu oleh lembar kuisioner sebagai alat bantu. Kubayangkan anak-anak yang nakal dan tidak kooperatif yang harus kuhadapi, terbayang prilaku kasar dan keengganan mereka untuk diajak bicara atau untuk dikorek keterangan. Semula kupasang tampang agak seram, agak jaim dan sedikit kelihatan berwibawa, walau ku tahu metode itu tidak tepat digunakan untuk memancing kejujuran mereka dalam menjawab pertanyaan yang kuberikan secara terbuka dan transparan. Tapi betapa aku terkejut, setelah tiba saat wawaancara, mula-mula aku terapkan strategi kasar ku tapi apa yang kudapatkan, justru jawaban lugu dan penuh keakraban dari mereka seolah mereka senang bertemu dengan aku. Terus kupanggil yang kedua, yang ketiga dan seterusnya hingga yang terakhir untuk hari itu. Semua ternyata sama polosnya, lugu, penuh keakraban dan canda, aku jadi agak malu sedikit melihat kesombonganku yang sok intelek dan ingin ditakuti walaupun itu terpaksa kulakukan. Hampir aku menangis dalam hati, betul-betul ingin menagis melihat kepolosan mereka dan penyesalan mereka mengapa sampai masuk tahanan,tergambar kepedihan yang mendalam melihat masa depan yang suram, dengan menyembunyikannya dibalik keceriaan dan semangat menyongsong hari pembebasan untuk insyaf dan berbuat lebih baik, itu yang ada di benak mereka, entah itu sandiwara mereka didepanku atau hanya kejujuran semata, karena melihat latar belakang mereka adalah perampok, penodong, pencuri bahkan pembunuh, walau usia mereka belum ada yang melebihi 20 tahun. Terlintas dibenakku untuk menolong mereka keluar dari masalah yang sedang mereka hadapi, tapi apa daya keinginan itu hanya simbolis ketidakmampuanku dan berjuta orang lain untuk menyelamatkan anak-anak dari kehancuran. Ku hanya berdoa semoga mereka diselamatkan oleh Allah SWT hidupnya dan setidaknya dibahagiakan di akhirat kelak. Amiin.

Tidak ada komentar:

Wise Word

The Knowledgement Can Satisfy Your Need But Not Your Greed